Perjalanan Menjemput Surga; Rencana (catatan kecil 1)

Manusia merencanakan apa-apa yang akan dilakukan esok, lusa, dan seterusnya. Namun, ketentuan untuk semua rencana-rencana itu, Allah lah yang menentukan. Manusia wajib berusaha agar dalam setiap langkah serta keringat selama perjalanan itu akan menjadi nilai yang membuahkan pahala. Jika hari ini, kita berusaha, jangan pernah melupakan untaian doa agar berkah setiap tetes keringat, lelah, serta hasil yang nanti dicapai.

Rencana dan realisasi dari rencana-rencana adalah sebuah perjalanan. Perjalanan yang akan mengantar kita pada tujuan. Jika rencana adalah peta, maka realisasinya adalah kendaraan yang akan menuju pada tujuan. Hanya saja, kadang di perjalanan ada kondisi di mana kita harus mengalihkan jalur atau mengubah rute untuk sampai pada tujuan. Entah akan mempercepat proses atau menunda untuk sampai pada tujuan. Namun, pengalihan rute tak boleh mengubah tujuan.

Terlepas dari jalur atau rute yang harus berubah, kita harus tetap menjaga optimisme atas rencana-rencana yang telah disusun. Pengalihan rute hanya intermezzo di sela-sela euforia perjalanan untuk mencapai tujuan. Jika bisa dibilang, hidup adalah perjalanan untuk mencapai tujuan, maka tujuan manusia adalah meraih surga. Boleh aku bilang, jika perjalanan kita adalah perjalanan menjemput surga?

Dua Puluh Empat Jam Mengajar di Masa Pandemi

Belajar daring di masa Pandemi Covid-19

Pandemi benar-benar mengubah kebiasaan di dunia pendidikan!

Sebagai seorang guru, aku merasakan perubahan yang amat signifikan selama pandemi melanda. Mulai dari kegiatan tatap muka yang tiba-tiba dihentikan dan beralih menjadi pembelajaran jarak jauh yang tak biasa. Perubahan yang kadangkala membuat kepala berdenyut dan tubuh yang bugar tiba-tiba lemas. Bahkan, setelah pandemi hampir dua tahun melanda, masih saja terasa kebiasaan-kebiasaan baru seolah asing bagi peserta didik yang terlampau lalai menghadapi perubahan. Alhasil, learning loss yang dikhawatirkan pakar-pakar pendidikan di dunia seolah nyata di depan mata.

Ah, aku tidak ingin membahas terlalu jauh tentang learning loss. Kurasa akan panjang sekali bahasannya, kita bahas pada lain kesempatan saja. Hari ini, aku hanya ingin sedikit bercerita tentang porsi mengajar yang tiba-tiba lebih dari biasanya selama pandemi. Jika pada masa normal, 24 jam mengajar dihitung dalam satu minggu adalah sebuah kewajiban. Namun, selama pandemi ternyata 24 jam mengajar itu benar-benar terjadi dalam sehari semalam!

Mengapa demikian?

Belajar daring, meskipun telah menggunakan platform atau LMS yang disediakan, ternyata tetap saja menyita waktu lebih banyak lagi. Meskipun waktu telah ditentukan untuk proses pembelajaran, ternyata peserta didik kadang dengan semaunya menanyakan tugas-tugas belajar di luar waktu yang disediakan. Ya, risiko! Guru harus mampu mengakomodasi semuanya. Berat! Tentu saja. Kalau ingin ringan, jangan jadi guru! Sebab tugas guru harus double, triple, bahkan lebih.

Berat lagi adalah saat guru harus mengolah nilai. Ya, seperti masa-masa saat ini. Meskipun dalam proses pembelajaran guru telah membuka diri selama 24 jam penuh untuk peserta didik, masih saja banyak yang lalai! Tugas-tugas yang tidak dikerjakan, meskipun guru telah berupaya memberikan tugas ringan dan kontekstual. Tetap saja, ada saja yang lalai. Lagi-lagi, risiko! Jadi guru harus memberikan pembelajaran yang menyenangkan agar siswa nyaman belajar. yah! Seberapa pun menyenangkan jika peserta didik tidak membuka hati dan diri untuk sebuah proses pembelajaran, guru bisa apa? Usaha telah dilakukan, sekarang bagaimana peserta didik di rumah dengan pengawasan orang tua untuk sebuah proses pembelajaran yang sama-sama nyaman untuk kita lakukan.

Ah, sudahlah! Aku tidak ingin lagi membahas masalah klasik selama pembelajaran di masa pandemi ini. Kupikir, banyak guru mengalami hal yang sama. Banyak pula guru yang harus bekerja keras untuk memastikan peserta didiknya mendapatkan hak dalam menerima ilmu. Setidaknya, kita memberi apresiasi untuk para guru yang telah bekerja keras tanpa kenal waktu.

Setelah ini, kita mungkin akan lebih banyak bicara tentang solusi dan resolusi untuk dunia pendidikan pasca pandemi. Dengan permasalahan yang demikain kompleks, setidaknya guru adalah bagian dari solusi tersebut. Solusi untuk memulihkan pendidikan negeri ini pasca dihantam pandemi. Terlebih, dengan kebiasaan guru di masa pandemi yang bekerja lebih ekstra telah mendidiknya untuk menjadi lebih tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan ke depannya.

Baiklah, di akhir catatan kecil yang random ini, aku ingin berbagi semangat untuk seluruh guru di mana pun berada. Semangat untuk terus memulihkan dunia pendidikan. Semangat untuk terus melakukan inovasi seperti pada masa-masa pandemi yang lalu. Inovasi untuk pendidikan yang lebih baik meskipun kita harus meluangkan seluruh waktu yang kita punya.

Popmama Parenting Academy 2021, Belajar Menjadi Orang tua Tangguh di Masa Pandemi

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak akhir 2019 telah membawa banyak perubahan, baik dalam tatanan hidup bermasyarakat sampai ke lingkup paling kecil, yaitu keluarga. Perubahan itu mau tidak mau menuntut kita untuk survive dengan kondisi yang tak lagi sama dengan sebelum pandemi. Apa lagi di bidang ekonomi keluarga. Banyak keluarga di negeri ini yang terdampak. Mungkin, ayah dan bunda yang saat ini membaca artikel ini juga menjadi bagian dari mereka yang terkena dampak pandemi.

Saat dampak itu kian terasa, berbagai cara kita lakukan agar mampu bertahan di tengah hantaman pandemi. Tidak dapat dipungkiri, ketika kondisi ekonomi menghimpit, dampak-dampak lain akan terasa di keluarga. Ada anak-anak yang mungkin menjadi sasaran bahkan korban dalam masalah ini atau kondisi kesehatan fisik atau pun mental – entah ayah, bunda atau anak-anak – turut terdampak. Kondisi ini bisa jadi merembet kepada aspek-aspek lain, misalnya pendidikan anak. Lagi-lagi tidak bisa kita pungkiri, anak yang paling sering menjadi korban ketika orang tua menghadapi permasalahan di keluarga.

Sebagai orang tua, dengan berbagai kondisi yang terjadi. Telah seharusnya kita berpikir jernih saat kondisi tersebut benar-benar terjadi. Tentu kita tidak ingin anak-anak menjadi korban karena ketidakmampuan kita dalam memanajemen emosi dan ketidakmampuan kita untuk bertahan dalam kondisi yang sulit. Oleh karena itu, kita mungkin akan mencari peluang lain yang dapat dilakukan tanpa harus melanggar protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah untuk memutuskan mata rantai Covid-19. Kita juga mencari berbagai sumber informasi untuk menemukan tips dan trik yang sesuai dengan kondisi saat ini.

Sumber: Instagram popmama.parenting.academy

Sebuah trobosan yang dilakukan Popmama Parenting Academy 2021 dalam mengembalikan geliat ekonomi keluarga di masa pandemi, yaitu dengan konten Family Economic yang mengisi salah satu konten Popmama Parenting Academy 2021.  Kehadiran konten ini menjadi salah satu harapan bagi keluarga untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi keluarga. Bahkan, sebelum Popac 2021 dimulai, jika kita membuka website Popac 2021, telah hadir artikel-artikel menarik mengenai ekonomi keluarga. Tidak hanya itu, dengan tema Parent Support Parent, ayah dan bunda dapat berbagi tips dan trik dalam menghadapi permasalahan ini sehingga harapannya akan terbangun perekonomian berbasis keluarga yang tangguh.

Popmama.com dengan rangkaian kegiatan Popmama Parenting Academy 2021 memberikan semangat bagi ayah dan bunda untuk memperbaiki banyak hal yang terdampak pandemi. Popmama juga mengajak ayah dan bunda untuk  bersatu dan optimis menatap masa depan dengan tegar dan pasti. Tentunya, Popmama mengajak ayah dan bunda untuk menjadi orang tua yang tangguh di masa pandemi sehingga mampu bertahan dengan berbagai kondisi yang terjadi dan menjadi orang tua yang menemani tumbuh kembang anak dengan baik.

Nah, apa saja sih yang ayah dan bunda dapatkan dengan mengikuti Popmama Parenting Academy 2021?

Popmama Parenting Academy 2021 menghadirkan 5 konten, yaitu Education, Health, Child Abused Prevention, Familiy Economic, dan Community. Artinya, ayah dan bunda akan mendapatkan wawasan mengenai bagaimana mendidik anak dan menjadi orang tua yang baik, terutama bagi anak-anak kita yang tumbuh dan berkembang di masa pandemi ini. ayah dan bunda juga akan mendapatkan wawasan seputar dunia kesehatan, baik kesehatan anak mau pun orang tua.

Ada juga wawasan mengenai pencegahan pelecehan anak. Banyak permasalahan tentang kekerasan dan pelecehan terhadap anak yang terjadi di masa pandemi. Berdasarkan data yang ada, kekerasan terhadap anak di masa pandemi meningkat 15%, baik verbal mau pun fisik yang dilakukan orang tua maupun orang-orang di sekitarnya. Tentu kita tidak ingin anak-anak kita menjadi bagian dari angka-angka tersebut.

Selain itu, ayah dan bunda juga akan mendapatkan wawasan mengenai Family Economic seperti yang telah dipaparkan sebelumnya. Tak kalah penting adalah bersama Popmama.com, ayah dan bunda dapat berbagi. Ya, berbagi banyak hal dengan sesama orang tua di seluruh nusantara sehingga dapat membangun kekuatan bersama untuk masa depan anak yang cerah.

Menarik bukan konten Popmama Parenting Academy 2021? Nah, selain konten, apa saja yang ada di Popac 2021 dapat dilihat dari infografis berikut.

sumber: Instagram popmama.parenting.academy

Pada akhirnya, dengan Popmama Parenting Academy 2021, kita berharap ayah dan bunda tidak hanya menjadi tangguh di masa pandemi, namun menjadi terdepan setelah pandemi untuk menjadi solusi bagi permasalahan-permasalahan yang ada di keluarga maupun masyarakat. Karenanya, ayah dan bunda di manapun berada, jangan sampai melewatkan rangkaian acara Popmama Parenting Academy 2021 yang akan dilaksanakan sepanjang Bulan Desember 2021 nanti. Rugi sekali jika melewatkan kesempatan untuk menjadi orang tua tangguh, orang tua yang mampu membangun masa depan cerah untuk anak-anak.

Bersama IndiHome Beraktivitas Tanpa Batas untuk Mencerdaskan Indonesia

Saat Indonesia menghadapi pandemi, berbagai aspek kehidupan mengalami pergeseran kebiasaan. Termasuklah aspek pendidikan. Mau tidak mau, pemerintah mengambil kebijakan agar pendidikan tetap berjalan, namun tetap memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19. Dengan kondisi tersebut, ditelurkanlah kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) oleh Kemendikbud melalui Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19), diperkuat dengan Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19.

Penyelenggaraan Pembelajaran Jarak Jauh atau Belajar dari Rumah ini menuntut agar tersedianya jaringan internet selama proses pembelajaran. Hal ini menjadi salah satu kendala bagi sekolah-sekolah terutama yang berada di desa, baik bagi guru maupun bagi peserta didik. Banyak guru di pelosok negeri yang harus berjuang dan berkorban hanya untuk mendapatkan jaringan internet, begitu pun dengan peserta didiknya.

IndiHome menjadi salah satu solusi bagi ketersediaan jaringan internet di lembaga pendidikan. Hal yang kita ketahui selama ini, penyedia jaringan internet milik Telkom Grup ini hanya ada di kota-kota saja. Namun, ternyata kini IndiHome mulai hadir di desa-desa yang jauh dari keramaian kota. Melayani dan menyediakan jaringan internet untuk semua kebutuhan masyarakat, termasuk untuk kebutuhan pendidikan.

IndiHome hadir sebagai partner terbaik sekolah dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama pandemi

SMA Negeri 1 Puding Besar sebagai contoh sekolah yang berada di desa, jauh dari pusat kota. Kondisi ini menyebabkan jaringan menjadi salah satu kendala bagi peserta didik dan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Akan tetapi, masuknya jaringan IndiHome ke wilayah tersebut menjadi solusi untuk salah satu kendala dalam proses pembelajaran selama pandemi ini. Terutama bagi guru yang dituntut harus memberikan pembelajaran yang kreatif dan inovatif agar proses pembelajaran menjadi tidak membosankan.

Meskipun terbatas, guru harus tetap kreatif dan inovatif untuk mengisi pembelajaran secara daring. Bersama IndiHome, guru tetap beraktivitas dari yang terbatas menembus batas

Hadirnya IndiHome di lingkungan sekolah memberikan kemudahan akses internet bagi guru. Guru dapat dengan mudah menyajikan pembelajaran inovatif dengan berbagai media digital. Selain itu, dengan jaringan internet yang kuat, guru juga dapat mengembangkan diri dengan berbagai akses untuk webinar, pelatihan, lokakarya dan sebagainya yang diselenggarakan secara daring. Pengembangan diri yang dilakukan guru ini akan berimbas pada kompetensi guru sehingga dapat memberikan pengajaran dan pendidikan yang efektif kepada peserta didik, baik di masa pandemi maupun di masa setelahnya.

Banyak hal yang dapat dilakukan bersama IndiHome dalam menghadapi tantangan pendidikan di masa pandemi. Tidak hanya aktivitas guru dalam melakukan proses pembelajaran.  IndiHome juga memberi kemudahan aktivitas lain untuk mendukung dunia pendidikan secara utuh. Penggiatan literasi digital misalnya, dengan tantangan zaman yang serba digital, lembaga pendidikan memang telah seharusnya menggiatkan salah satu literasi dasar tersebut untuk menyiapkan peserta didik yang mampu bersaing di era digital 4.0. IndiHome adalah partner terbaik dalam aktivitas ini dengan koneksi internet cepatnya.

Peserta didik dapat mengakses berbagai informasi dengan internet cepat IndiHome

Dengan hadirnya IndiHome pula, peserta didik pun dapat mengakses internet di sekolah saat ada kendala jaringan di tempat tinggal masing-masing. Mereka dapat mencari dan mengolah informasi dari sumber-sumber digital untuk proses pembelajaran. Selain itu, bersama IndiHome peserta didik meraih mimpi-mimpi. Ujian, baik ujian sekolah maupun assesmen nasional dilakukan di sekolah dengan partner IndiHome. Tidak hanya itu, peserta didik juga dapat dengan mudah mendaftar atau pun tes masuk perguruan tinggi secara online di sekolah tanpa hambatan. Berawal lead by IndiHome untuk to be future leader of Indonesia.

Bagi dunia pendidikan, IndiHome turut mencerdaskan negeri dengan hadirnya sampai ke pelosok desa. Harapannya, IndiHome terus bergerak, meretas jarak sampai pelosok negeri sehingga berbagai aktivitas dapat dilakukan tanpa batas, terutama aktivitas bidang pendidikan untuk mencerdaskan Indonesia. IndiHome internetnya Indonesia, memudahkan anak negeri melakukan aktivitas tanpa batas.*

#IniUntukKita – Potret Milenial Melek Literasi Finansial

Kita mengenal literasi sebagai kegiatan membaca dan menulis. Dalam perkembangannya, ternyata literasi itu sangat luas. Mari kita membuka KBBI, di sana tercantum bahwa literasi tidak hanya diartikan sebagai kemampuan menulis dan membaca saja. Akan tetapi, literasi juga diartikan sebagai kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup.

Nah, ternyata literasi seluas itu saudara-saudara! Bahkan tersirat tujuan literasi adalah untuk kecakapan hidup. Artinya literasi bertujuan jangka panjang agar seseorang mampu memiliki keterampilan atau kecakapan untuk menjalani kehidupannya.

Dalam dunia literasi, kita mengenal 6 literasi dasar, yaitu literasi baca tulis, numerasi, digital, budaya dan kewargaan, sains, dan finansial. Wow! Ada literasi finansial juga loh. Ini menarik untuk dibahas.

Oke, kita lanjut ya…

Apa itu literasi finansial?

Literasi finansial adalah pengetahuan dan kecakapan untuk mengaplikasikan pemahaman tentang  konsep dan risiko, keterampilan agar dapat membuat keputusan yang efektif dalam konteks finansial, baik individu maupun sosial, dan dapat berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat.

Di abada 21 ini, literasi finansial adalah kebutuhan mendesak yang perlu dimiliki oleh siapa pun, termasuk generasi milenial yang katanya sering kali alay. Padahal dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, milenial harus mampu bersaing secara global.

Kabar buruknya, berdasarkan penelitian indkes literasi finansial, kemampuan masyarakat Indonesia dalam mengelola keuangan masih tergolong rendah di Asia Tenggara. Mirisnya 😦

Baik, kita berlepas diri dulu dari kabar buruk itu. Mari kita melihat sebuah sisi baik literasi finansial, bahwa ada milenial yang melek literasi meskipun tidak banyak (saya menulis kata ‘tidak banyak’ ini dengan dada yang sesak, sedih rasanya).

Jumlah yang tidak banyak ini, perlu kita dukung, perlu kita jadikan role model bagi para milenial.

Sebut saja Reva Velista, seorang siswa SMA, seorang remaja yang lahir, tumbuh, dan berkembang di pelosok desa. Namun, ia mampu mengaplikasikan konsep dan risiko dalam konteks finansial. Kecakapannya dalam mengelola informasi dan pengetahuan di bidang finansial mampu menjadikannya entrepreneur di usia relatif muda melalui online shop-nya. Selain itu, remaja ini mampu membangun jaringan bisnisnya. Bahkan emak-emak menjadi sasaran dalam pengembangan bisnisnya. Omzet? Jangan tanyakan omzet, tahun kedua online shop Reva, ia mampu meraup Omzet hingga 10 juta per bulan.

Menariknya, anak ini mampu mengaplikasikan konsep 6 literasi dasar, mulai dari literasi baca tulis, numerasi, dan sains yang dibuktikan dengan prestasi belajarnya. Reva unggul di bangku sekolah, kemudian berprestasi di luar sekolah. Begitupun dengan literasi budaya dan kewargaan dengan peran aktifnya di komunitas-komunitas remaja. Sementara konsep literasi digital dan finansial seiring ia aplikasikan dalam membangun bisnisnya.

Reva Velista – Salah satu potret milenial melek literasi finansial

Reva hanyalah satu dari milenial yang melek akan literasi finansial. Masih banyak lagi di luar sana milenial yang juga sedang berjuang mengelola dan memanfaatkan sumber daya agar dapat memberi kebermanfaaran bagi masyarakat.

Artinya, harapan itu masih ada. Harapan untuk menjadikan generasi di negeri ini melek literasi finansial. Kita hanya perlu mendukung terutama pemerintah dan pihak-pihak terkait agar lebih banyak lagi milenial yang dapat memberi manfaat di masyarakat. Selain itu, kita hanya perlu memberikan ruang-ruang terbuka untuk para milenial berkarya. Yakinlah, generasi milenial kita mampu berinovasi untuk menjawab permasalahan ekonomi di negeri ini.

Mengeja Sejarah Bersama Sang Pangeran

Judul Buku      : Sang Pengeran dan Janissary Terakhir

Penulis             : Salim A. Fillah

ISBN               :978-623-7490-06-7

Penerbit           : Pro-U Media

Tahun terbit    : 2019

Jumlah halaman: 632 halaman

WhatsApp Image 2020-01-29 at 14.43.46

Sebuah kejutan bagi pecinta karya Salim A. Fillah, ketika penulis buku-buku remaja, pengembangan diri, dan cinta-rumah tangga ini menelurkan karya fiksi sejarah dengan latar sejarah Perang Diponegoro beserta pernak-pernik kisah di dalamnya.

Novel ini menarik! Tak hanya berkisah tentang perjuangan untuk mempertahankan Tanah Jawa dari cengkraman penjajah, Salim A. Fillah menyajikan cerita dengan bumbu-bumbu petualangan, persahabatan, pengorbanan, kekeluargaan, serta percintaan dalam novelnya. Dengan perpaduan tersebut, kisah Sang Pengeran dan Janissary Terakhir menjadi kisah yang dipenuhi dengan semangat jihad, cinta, dan kasih sayang. Ada perjuangan dan kesetiaan, ada pula pengkhiatan yang mewarnai kisah. Ada pula pengorbanan untuk yang terkasih, ada keikhlasan, ada pula ketulusan digambarkan dengan apik sehingga  mampu mengaduk emosi pembaca

Beliau juga apik menata alur yang kadang jauh meloncat ke masa silam, kemudian kembali lagi ke masanya. Penulis mampu memainkan alur di tengah ketegangan konflik-konflik yang terjadi pada tokoh.  Meskipun tak dapat dipungkiri, alur semacam ini juga dapat membuat pembaca kebingungan, apa lagi bagi pembaca yang membaca tanpa kefokusan.

Latar pun dipaparkan sangat jelas, terutama latar tempat dan waktu dengan titimangsa pada setiap bagian cerita. Penggambaran latar pada setiap bagiannya mengajak pembaca berimajinasi untuk menciptakan dunianya Sang Pangeran dan Janissary Terakhir dalam alam pikiran masing-masing. Salim A. Fillah juga menghadirkan Pangeran Diponegoro dengan keteguhan dan ketaatannya. Dihadikannya  pula orang-orang di sekitar Sang Pangeran dengan penggambaran karakter yang sangat kuat.

Hampir tak ada kekurangan dalam perwajahan dan tata letak novel. Kover sangat mewakili isi cerita. Akan tetapi, tak ada gading yang tak retak, seperti yang disampaikan penulis, Bahasa pada akhirnya menjadi satu titik kelemahan novel ini. Bahasa yang dipengaruhi latar Jawa pada masa penjajahan Belanda menjadikan pembaca kadang harus mengeja ulang maksud penulis karena tidak semua bahasa daerah atau asing yang diartikan pada catatan kaki. Meskipun ada, ketika ada pengulangan Bahasa yang sama, perlu ingatan kuat pembaca untuk menerjemahkannya kembali. Terlepas dari kekurangan karya ini, Sang Pangeran dan Janissary terakhir adalah buku yang sangat layak untuk dibaca. Novel yang layak untuk mengisi khazanah kesusasteraan Indonesia. Selain itu, novel ini juga layak untuk mengisi wajah perfilman Indonesia dan kita  juga mengeja sejarah perjuangan pendahulu bangsa ini bersama Sang Pangeran.

#semuabacasangpangeran #sangpangerandanjanissaryterakhir

Remaja Kita dan Dunia Mereka

Aku pernah ragu menuliskan tentang betapa mengerikannya pergaulan remaja saat ini. Dulu, aku banyak menggunakan Bahasa sindiran untuk menasehati adik dan anak-anak didikku. Aku menganggap tabu hal-hal yang aku tahu merusak dunia remaja. Tapi, ternyata mereka (remaja) saat ini lebih banyak menganggap biasa hal yang melanggar dalam tuntunan agama dan  tak biasa dalam norma-norma di masyarakat.

Ayah, bunda, sahabatku semua. Betapa banyak remaja kita yang asing dengan agama sendiri. Jauh dari tuntunan yang begitu sempurna Rasulullah wariskan. Tanyakan rukun islam, tanyakan rukun iman. Berapa banyak mereka yang hafal? Hafal saja loh. Belum pengamalannya. Coba kita tanyakan subuh tadi pagi, berapa orang yang mengerjakan? Tanyakan zuhur, ashar dan isya-nya, bahkan maghrib yang waktunya tepat dengan kehadiran orangtua di rumah, sholatkah mereka?

Mari kita melihat lebih jauh tentang dunia mereka. Pernahkah menonton video tantangan untuk menyebutkan selebriti yang sedang hits? Rata-rata remaja mampu menjawab dengan tepat. Tapi, ketika pertanyaannya seputar rukun iman dan islam. Rata-rata mereka tak mampu menjawab dengan benar. Ah, betapa lemahnya pondasi hidup mereka.

Belum terlalu mengerikan, mungkin begitu yang kita pikirkan. Ya, memang terlihat tidak mengerikan, tapi hal-hal tadi adalah dasar. Jika dasarnya saja sudah lemah, akar atau pondasinya rapuh. Lantas bagaimana mereka mampu berdiri dengan kokoh menghadapi perkembangan zaman yang siap menggilas mereka?

Baik, dari dasar yang lemah tadi, kita lanjutkan dengan imbas-imbasnya. Sering kita saksikan anak-anak muda kita dengan santainya bermesraan di depan umum. Bahkan, tak malu diumbar di media sosial demi satu kata yang mereka sebut ‘like’. Jika di depan umum pun mereka sudah tak lagi malu mengumbar kemesraan, lantas seperti apa mereka yang tak terlihat oleh banyak mata? Belum lagi sikap terhadap orangtua, guru, dan sesamanya yang jauh dari kata santun. Lisan yang tak lagi punya kontrol, serta perilaku yang tak lagi punya batas. Krisis moral telah menggrogoti generasi kita.

Kemudian, fasilitas yang diberikan kepada putra-putri kita, sudahkah ayah dan bunda kontrol penggunaannya? Handphone misalnya. Pernahkah kita membuka dan memeriksa isi hp mereka? pernahkah kita membatasi penggunaannya? Terlalu masuk ke ranah pribadi, itu mungkin yang kita pikirkan. Tapi, bukankah kita memang harus mengetahui semua hal tentang putra-putri kita, mereka tanggung jawab kita. Tentu kita ingin mereka tak menyimpan rahasia apa pun dari kita.

Ayah, bunda. Seperti yang disampaikan Bunda Elly Risman, dunia yang sedang putra-putri kita hadapi saat ini adalah dunia  tak bisa dilihat oleh mata, tak bisa disentuh, tapi dunia itu ada. Itulah dunia maya. Dunia yang mereka mainkan dengan jemari, dunia yang mereka bawa kemana pun, bahkan dunia itu mereka bawa ke kamar-kamar tidur. Dan kita, tahukah apa yang mereka perbuat di dunia maya itu?

Ayah, bunda. Mari kita menengok pada pergaulan remaja-remaja kita. Mari kita masuk lebih dalam ke dunia mereka. sungguh, kita akan dikejutkan dengan hal-hal yang siap merobek-robek hati kita. Pergaulan bebas itu nyata! Begitu banyak remaja kita yang kebablasan dalam pergaulannya. Kenakalan remaja, miras, narkoba, suka sesama jenis, bahkan seks bebas itu dekat dengan lingkungan kita. Semua itu siap menghancurkan remaja kita, sekarang atau pun masa depan mereka.

apa yang mesti kita lakukan? Ayah, bunda, mari kita robohkan benteng yang menghalangi kedekatan kita dengan putra-putri kita, kita nol-kan jarak dengan mereka. luangkan sedikit waktu kita untuk sekedar menanyakan, “Sedang apa?”, “PR-mu sudah selesai?” ,“Bagaimana belajarmu hari ini?”, atau “Nak, sudah makan? Mari makan bersama.”. Buka pintu-pintu yang tertutup antara kita dengan mereka. Sungguh pendidikan yang paling pertama itu ada di rumah kita, bukan di sekolah. Tanamkan ilmu agama di rumah kita.

Lantas, apa peran sekolah? Sekolah pun punya peran yang sangat penting. Sekolah menjadi tempat menimba ilmu untuk mempersiapkan masa depan putra-putri kita. Namun, apalah daya sekolah jika tidak ada sinergisitas dengan orangtua. Mari kita ciptakan lingkungan belajar menyenangkan bagi putra-putri kita. Lingkungan yang sinergi antara sekolah, rumah, juga masyarakat.

Aku tak tahu, tulisan panjang ini apa namanya, bisa dinamakan curhat atau apalah itu. Sebuah tulisan karena kekhawatiran akan putra-putri kami, kekhawatiran akan anak-anak kami yang belumlah mengenal angka dan huruf, anak-anak kami yang masih dalam buaian bundanya. Tentu menulis ini, bukannya tidak melihat betapa banyak remaja kita yang bertolak belakang dengan hal-hal tadi. Betapa banyak remaja kita yang juga mampu mengukir prestasi. Tapi, kita juga mesti tahu, bahwa moral remaja kita juga sedang digerogoti oleh kemaksiatan dan kerusakan. Mari kita bergandengan tangan, bersinergi dalam mendidik generasi penerus bangsa.

Kisah Julaibib r.a., Bukan Dongeng Beauty and The Beast

Dikisahkan ada seorang pria, ia dijauhi oleh orang-orang di sekitarnya karena memiliki tubuh pendek dan tak menawan.  Jika dilihat dari fisiknya, tak ada menarik-menariknya dari pemuda ini. Karenanya, orang-orang di Madinah kala itu tak begitu senang dengan  keberadaannya di kota itu. ia seolah disisihkan dari masyarakat. Tak banyak orang yang mengenalnya. Ia bahkan sering dilupakan keberadaannya. Pemuda itu bernama Julaibib.

Selepas peristiwa Hijrah, Rasulullah menjadikan ia seorang teman, merawat, dan mengangkat martabatnya. Ada kisah menarik dari seorang Julaibib. Suatu ketika Rasulullah SAW mendatangi seorang sahabat Anshor dan berkata, “Nikahkanlah putrimu untukku.”

Sang sahabat menyambut dengan gembira tawaran Beliau. Kemudian Rasulullah menjelaskan bahwa pinangan itu bukan untuknya. “Kalau begitu pinangan ini untuk siapa ya Rasulullah?”

Beliau menjawab, “untuk Julaibib.”

Dengan penuh kebingungan, sang sabahat berkata, “Baiklah, wahai Rasulullah. Akan tetapi, aku harus bermusyawarah dulu dengan istriku.”

Ia pun menemui istrinya dan menceritakan perihal Rasulullah yang ingin meminang putri mereka. Sang istri pun menyambut dengan gembira. “Tapi, Rasulullah tidak meminang untuk dirinya.” Jelas sang suami.

“Lantas untuk siapa pinangan itu?”

“Rasulullah meminang untuk Julaibib.”

“Untuk Julaibib? Tidak! Aku tidak mau. Jangan kau nikahkan dengannya!”

Percakapan mereka pun didengar oleh sang putri. “Siapakah yang telah meminangku, wahai ayah?” Ternyata sang putri menjawab dengan tegas, “Apakah kalian menolak perintah Rasulullah SAW? Bawalah aku kepada beliau. Sungguh, beliau tidak akan menyia-nyiakanku.”

Mendengar penuturan putrinya. Sang ayah kembali menghadap Rasulullah SAW dan berkata, “Nikahkanlah putriku dengan Julaibib Radiyallahu anhu.”

Rasulullah SAW menikahkan wanita shalihah itu dengan Julaibib diiringi doa yang indah, “Ya Allah limpahkanlah kepadanya kebaikan demi kebaikan dan jangan jadikan kehidupannya kesusahan demi kesusahan.”

Laki-laki mana yang tak bahagia ketika  mendapatkan seorang istri yang shalihah. Begitu pun Julaibab. Tak terperi bahagianya ia. Kini ia menjalani hari bersama sang istri yang shalihah. Ia telah memiliki seseorang tempat ia membagi tekanan yang ia rasakan selama ini. Namun, kebingungan menghampirinya tatkala ada panggilan jihad mengetuk hatinya; Rasulullah memerintahkan umat muslim untuk berjihad. Julaibib bimbang memilih istri shalilah dan kebahagiaannnya atau jihad yang menjanjikan syahid untuknya. Julaibib pun akhirnya memilih jalan menemui kerinduannya untuk syahid. Maka, berangkatlah Julaibib ke medan perang. Ia tinggalkan istri yang shalihah itu.

 Selepas perang, Rasulullah biasa bertanya kepada para sahabat tentang siapa saja yang syahid. “Siapa saja yang gugur di jalan Allah?” Tanya beliau.

Mereka menjawab, “Fulan dan Fulan ya Rasulullah.”

Rasulullah kembali menanyakan hal yang sama kepada para sahabat. Mereka masih menjawab  dengan jawaban yang sama.

Kemudian Beliau berseru, “Sesungguhnya aku telah kehilangan salah seorang sahabatku, Julaibib. Carilah ia!”

Para sahabat segera mencari jasad Julaibib dan mereka mendapatkan jasadnya tersungkur dikelilingi tujuh orang kafir. Segeralah mereka menemui Rasulullah dan menceritakannya. Kemudian Rasulullah menemui jasad Julaibib dan bersabda: “Sesungguhnya, Julaibib ini adalah sebagian dari aku, dan aku ini sebagian dari dia.”

Ada pelajaran berharga yang bisa kita ambil dari kisah tersebut. Pelajaran tentang akhlak terhadap sesama terlepas apapun kekurangannya, terlepas bagaimana pun sikap orang terhadapnya. Lihatlah bagaimana Rasulullah memperlakukan Julaibib, meskipun ia memiliki kekurangan yang orang lain tak menyukai kekurangan tersebut. Kekurangan yang membuat orang menjauhinya. Tapi, Rasulullah menghapus semuanya. Ia mengangkat martabat Julaibib, ia mengisyaratkan betapa Julaibib berharga di sisinya, bahkan di sisi Khaliknya. Pantaskah kita sebagai manusia biasa merendahkan orang-orang yang Allah beri kekurangan? Sedang Rasulullah telah meneladankan cara begitu mulia memperlakukan mereka.

Pelajaran lain yang bisa kita ambil adalah tentang taat. Saksikan ketaatan Julaibib akan perintah Rasul-Nya. Saksikan pula ketaatan wanita shalihah, putri sahabat Anshor. Ketaatan yang hanya mampu dilakukan seorang umat manusia dengan iman di dada. Allahu Akbar! Sungguh, Ini bukan dongeng Beauty and The Beast, inilah kisah teladan dan pelajaran berharga bagi umat manusia yang sering kali memandang rupa. Begitupun tentang cara Allah mempertemukan dua manusia dalam ikatan pernikahan, Allah selalu punya cara yang tak pernah manusia duga. Julaibib yang pesemis dengan keadaannya, bahkan ia pernah berkata, siapa yang mau menikah denganku, ya Rasulullah? Ketika ditanya oleh Rasulullah SAW apakah ia tidak ingin menikah. Tapi Allah telah menjawab semua kepesimisannya dengan janji yang pasti. Wallahu’alam bishowab…

Suatu Senja di Tepian Pantai

Nak,

Senja itu aku berdiri di tepi pantai,

Menyaksikan ombak datang dan pergi,

Buih yang memutih, hilang, dan kembali,

Garis laut, nun jauh. Langit menjadi tepi,

Sendiri, aku bertanya pada diri;

“Apakah dunia mulai menepi,

tua, ringkih, dan kian dekat dengan mati?”

Di ujung sana, sepasang muda-mudi,

Di atas batu yang kokoh dan mungkin kan bersaksi;

Tentang cengkrama mesra anak muda di tepian pantai.

Berpasang-pasang mata menatap dan menelanjangi

Setiap gerak dan laku diri.

Putri malu tak menguncup lagi,

Merpati hilang tempat bersembunyi.

 

Nak,

Terbayanglah wajahmu yang bercerita tentang mimpi-mimpi,

Usiamu, seusia sepasang muda-mudi yang mesra di tepian pantai,

Ah, tentang mimpi-mimpi,

Mimpi yang kau gantung jauh di atas bumi,

Betapa bahagianya aku dengan celotehanmu tentang mimpi,

Meski aku telah menyaksikan mimpi-mimpi yang tergantung, kandas, dan mati.

Ia tergilas zaman yang gila mencengkrammu, ananda. Ah, dunia begini,

Ia riuh akan segala hal, namun menjadi sunyi

Bagimu  yang teguh menggenggam mimpi

di atas cinta yang hakiki.

pantai 2

Matras, pada suatu senja.

Puding besar, 25 Januari 2018

 

Tentang Cara Allah

Minggu lalu, saat silaturahmi ke rumah seorang guru. Kami membawa sebuah bingkisan. Ketika ia buka, ia mendapati sebuah kaligrafi, dan ia begitu suka, “Masya Allah, siapa yang bikin? Saya suka sekali.” Serunya.
Kami sampaikan orang yang membuat kaligrafi tersebut. “Masya Allah, saya sudah lama minta dibikinin kaligrafi sama anak itu. Alhamdulillah, hari ini kalian membawanya. Alhamdulillah.”
Segala puji hanya bagi Allah. Alhamdulillah. Tanpa kami ketahui, hadiah yang kami bawa ternyata salah satu benda yang ia inginkan sejak lama.Ia pernah mengusahakan benda itu, tapi belum jua tercpai keinginannya. Qadarullah, ia mendapatkannya ternyata bukan dari apa-apa yang ia usahakan. Allah punya cara untuk memberikan bingkisan kecil itu lewat tangan-tangan kami yang silaturahmi dan belajar ke rumahnya. Cara yang tak pernah ia duga sebelumnya.
Allahu Akbar, peristiwa kecil yang berhasil membuat kami merefleksikan diri tentang keinginan-keinginan yang Allah berikan dengan cara-Nya, bukan cara kami, atau cara manusia. Kami pun belajar bahwa manusia itu punya banyak keinginan, entah itu keinginan yang sekedar untuk memuaskan nafsu duniawi ataupun keinginan untuk menunaikan perintah-perintah Sang Khalik. Terlepas apapun keinginan tersebut, Allah selalu punya cara untuk melepaskan kepada hamba-Nya.
Manusia hanya berusaha dan tawakal. Kadang ada masanya, kita berusaha, berdoa, dan bertawakal kepada-Nya. Tapi, Dia belum jua melepaskan apa yang kita inginkan dari genggaman-Nya. Berbagai cara, berbagai daya dan upaya, tapi ketika Dia belum mengizinkan, apapun cara tersebut tak kan mampu menembusnya.
Allah selalu punya cara, kita ingin, tapi Dia belum menginginkan. Dia masih meminta kita untuk terus berusaha dan berdoa. Dia masih inginkan kita bermesraan dengannya di malam-malam sunyi. Nanti, akan tiba masanya, Dia melepaskan dari genggaman-Nya apa yang kita citakan dengan cara-Nya. Dengan cara yang mungkin tak kita duga-duga. Dengan cara yang tak pernah terbayangkan oleh akal kita. Dengan cara yang membuat kita akan meleleh karenanya. Dengan cara yang mampu membuat kita tersungkur dan sujud panjang memuji-Nya.
Tetaplah teguh di jalan-Nya, teruslah bertawakal kepada-Nya. Yakinlah dengan surat cinta-Nya yang begitu indah;
“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan kuperkenankan bagimu.” (Q.S. Ghofir: 60)
 
#refleksi #ikhtiar #doa #tawakal
Zen

muhammadzaini.com

Lies Nurhayati

Membaca untuk Menulis, Mendengar untuk Menyampaikan, Berharap Dapat Berbagi..

Efenerr

mari berjalan, kawan

alqur'anmulia

Menyibak Rahasia Dibalik Alqur'an

Catatan si Boy

ranah panca indera berteriak, dalam tulisan...

Iwan Yuliyanto

- Fight For Freedom -

PKS KDW

Media Komunikasi dan Informasi PKS KDW

mainnahblog

The greatest WordPress.com site in all the land!

Rizki Ikhwan Blog

Jalesveva Jayamahe

Diari Ummu Aisha Pisarzewska

MASA KECIL TAK AKAN TERULANG , MEMOAR AISHA PISARZEWSKA BEGINiLAH CARA SAYA MENGENANG MASA DALAM PER JALANAN SEBAGAI SANG PERANTAU

At The Movies

Film reviews and discussion by Amir Syarif Siregar

Citra Wanurmarahayu

Rekaman jejak pencapaian masa depan

boemipoetra

In A Time Of Universal Deceit, Telling The Truth Is A Revolutionary Act

Lazione Budy

'Saoirse' is not a word, it's angel

Coretan Pensil

walk this way

AKHMAD SUDRAJAT

tentang PENDIDIKAN

mutiarahmi93

Janganlah berprasangka buruk kepada kata-kata yang tidak baik yang keluar dari mulut seorang muslim, sementara engkau masih mendapatkan kemungkinan baik padanya (umar bin khattab)

Theme Showcase

Find the perfect theme for your blog.